KETIKA BUTIR PERTAMA PANCASILA TIDAK BERADA DI URTUTAN PERTAMA

Muhammad Fadhil
Negaraku, 19 Agustus 2018

Dek, hanya kerna memanjat tiang bendera saja kau dihargai sedemikian tingginya. Apa lagi jika kau berkorban darah untuk kemajuan bangsa Indonesia, bisa jadi namamu bakal diabadikan dalam piagam penghargaan yang langsung ditanda tangani oleh bapak Presiden. Di piagam itu namamu tercatat sebagai pahlawan Indonesia.

Kau sunguh beruntung dek, bisa diundang oleh bapak Presiden ke istana. Kau juga diberi beasiswa, serta bantuan dari mana-mana. Bahkan kau juga mendapatkan kehormatan tertinggi dek, kau diberi kesempatan duduk di jejeran menteri kabinet pada saat pembukaan Asian Games beberapa hari yang lalu. Sungguh beruntungnya kau dek, hanya kerna memanjat tiang bendera saja, kau mendapatkan banyak bantuan yang sangat menggiurkan.

Dek aku harus akui, kalau aksi heroik mu telah menyadarkan banyak orang akan pentingnya nasionalisme. Tapi dek, kerna aksi mu pulalah sekarang aku bisa paham, bahwa dinegara kita ini, ternyata sikap nasionalisme lebih tinggi ketimbang apapun.

Aku cuma mau katakan dek, kalau di daerah tempat tinggal ku sekarang, seorang anak se umuran dengan mu sudah hafal sebuah kitab suci yang belum tentu bisa di hafal oleh orang-orang dewasa. Tapi sayangnya nasib dia tidak seberuntung kamu dek. Dia terkenal dinegara lain, tapi tidak dengan negaranya sendiri. Dia mengharumkan nama Indonesia, tapi namanya tidak diharumkan oleh bangsanya. Miris memang dek, tapi itulah realitanya.

Dan di akhir tulisan ini, aku cuma mau katakan. Kalau butir pertama pancasila yang kitat ketahui, tidak benar-benar berada di urutan pertama.

Komentar